WABAH CORONA
Kang Erlan Naofal/KPA Teluk Kuantan.
Bermula dari Wuhan Cina
Makhluk kecil kasat mata
Merayap mengguncang menggetarkan dunia
Menampar kesombongan sang Negara adidaya.
Negara yang mengingkari eksistensi Maha Pencipta
Menjadikannya lemah tak berdaya.
Yang membuat angkara menganiaya sesama manusia.
Dalam sebuah penjara kota, berjuta muslim Uighur saudara kita.
Dibuatnya seperti hewan tak berharga
Dihina, diperkosa kehormatan harga dirinya.
Dirampas paksa kebebasan kemanusiaannya.
Menutup mata dan telinga dari suara-suara.
Tangisan, ratapan, jeritan, lolongan bayi dan anak kecil tak berdosa.
Dimanakah nuranimu wahai kekuasaan durjana.
Dimanakah hatimu wahai kesewenangan terencana.
Kau pertontonkan semua pada segala
Langit, bumi, gunung, lautan sampai melata.
Akhirnya Tuhanpun turunkan bencana
Mengutus mengirim balatentara
Satu persatu akhirnya meregang nyawa.
Negerimu pun akhirnya terpenjara
Kesombongan dan keangkuhanmu tak bermakna
Dalam sekejap engkau terhina, putus asa
Mata dunia memandangmu waspada.
Melihatmu seakan penuh curiga
Akankah kehancuran selamanya
Ataukah kesadaran kan hinggap terasa
Bukankan sejarah telah lantang bercerita
Abrahah dengan burung ababil-Nya
Namrud binasa hanya dengan seekor nyamuk-Nya.
Firaun dengan ombak menggila
Semuanya ditelan lautan gelap gulita.
Janganlah sombong, angkuh durjana menghias kita
Janganlah Corona menimpa kita. semoga
(Kang Erlan Naofal, Teluk Kuantan, 10 Februari 2020)